Jakarta -Kolesterol merupakan zat lilin yang dibutuhkan tubuh untuk membuat hormon dan mencerna lemak.

Tetapi, kelebihan atau tinggi kadar kolesterol dalam darah dapat menempatkan seseorang pada risiko penyakit jantung dan stroke.

Karena tinggi kadar kolesterol tidak menunjukkan gejala, maka jalan satu-satunya hanya melalui pengujian kadar kolesterol.

Informasi dalam tes kolesterol akan membantu dokter menentukan apakah plak telah menumpuk di arteri seseorang.

Tes kolesterol juga bertujuan mengukur jumlah kolesterol dan trigliserida dalam darah, yang bertindak sebagai deteksi dini terhadap risiko penyakit jantung, stroke, dan gangguan kardiovaskular lainnya.

Sesuai American Heart Association, seseorang harus menguji kadar kolesterol darah mulai dari usia 20 tahun.

Sedangkan untuk anak-anak, disarankan untuk melakukan pengujian kadar lipid setelah usia 9 tahun.

Dan kembali melakukan tes di usia 17 sampai 20 tahun.

Mengutip Center for Disease Control and Prevention di laman cdc.gov, idealnya, orang berusia 20 tahun atau lebih dengan risiko rendah terhadap penyakit kardiovaskular untuk memeriksakan kolesterol setiap lima 5 tahun sekali.

Sementara orang berisiko penyakit kardiovaskular disarankan untuk memeriksakan kadar kolesterol sesering mungkin, atau di bawah 5 tahun sekali.

Mengutip Times of India di laman timesofindia.com, idealnya sampai usia 19 tahun, kadar kolesterol total harus tetap di bawah 170 miligram per desiliter.

Sedang untuk orang dewasa, tingkat kenormalan kolesterol harus kurang dari 200 miligram per desiliter.

Sebab, orang yang memiliki kolesterol darah antara 200 dan 239 miligram per desiliter dikategorikan sebagai orang dewasa ambang.

Merujuk Medical News Today, beberapa orang yang memiliki peningkatan risiko terkena kolesterol tinggi mungkin memerlukan pengujian tambahan.

Orang-orang ini termasuk: Orang dengan riwayat keluarga penyakit jantung atau kolesterol tinggi, orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi pada tes sebelumnya, orang dengan diabetes tipe 2, individu dengan kelebihan berat badan, mereka tingkat mobilitas fisiknya rendah, orang yang diet tinggi lemak jenuh dan lemak trans, dan orang yang merokok.

DELFI ANA HARAHAPBaca : 5 Cara Meningkatkan HDL Si Kolesterol Baik