Tim ULM Ciptakan Produk Penyerap Limbah Minyak dari Eceng Gondok
Tim Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dipimpin Muthia Elma selaku founder Materials and Membranes Research Group (M2ReG) menciptakan produk penyerap limbah minyak dari serat eceng gondok.
Hasil inovasi ini terdiri dari mahasiswa Teknik ULM dan MIPA Kimia Universitas Palangka Raya dan bekerja sama dengan PT Pertamina Patra Niaga IT Banjarmasin.
“Kami menciptakan absorben dari serat eceng gondok sebagai produk penyerap minyak yang dapat meminimalisir biaya penanggulangan tumpahan minyak di industri Pertamina,” kata Muthia di Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada Selasa, 16 Agustus 2022.
Ia menjelaskan dalam kegiatan operasi migas PT Pertamina sering menggunakan produk penyerap minyak yang dibeli dari luar negeri dengan harga cukup mahal.
Produk itu untuk mengatasi adanya tumpahan minyak di sekitar TBBM (Terminal Bahan Bakar Minyak).
“Inovasi kami ini diharapkan dapat membantu industri untuk mengatasi pencemaran lingkungan,” katanya.
Menurut dia, eceng gondok dipilih untuk mengurangi pencemaran air akibat meledaknya populasi eceng gondok di Sungai Barito, Kalimantan Selatan.
Eceng gondok dianggap mengganggu transportasi air termasuk kegiatan usaha PT Pertamina IT Banjarmasin.
Muthia mengatakan eceng gondok mengandung serat yang diolah menjadi produk absorben untuk menyerap minyak.
Absorben ini mampu menyerap minyak yang bukan air, dikarenakan adanya bahan kimia dengan formulasi tertentu yang dikembangkan oleh Prof Muthia dan tim.
Hasil produk ini telah diseminarkan pada Seminar Nasional Teknik Lingkungan VI tahun 2021 lalu dan berhasil mendapatkan penghargaan Best Presenter dengan dipresentasikan oleh Elda Alyatikah mahasiswa magang M2ReG dari MIPA Kimia Universitas Palangka Raya.
Menurut Muthia, produk ini memiliki keunggulan sama seperti yang dijual di pasaran, sehingga akan dikembangkan dan diproduksi dalam skala besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dengan menggandeng UMKM lokal dengan memanfaatkan sumber bahan baku kearifan lokal.
Pengembangan absorben ini diharapkan dapat meminimalisir biaya penanggulangan tumpahan minyak di industri Pertamina.
“Penemuan ini selanjutnya juga akan dipatenkan,” tutur Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Kimia Fakultas Teknik ULM itu.