HIV menjadi hal utama yang harus diprioritaskan oleh pihak-pihak terkait.

Mengingat banyaknya kasus HIV yang terjadi pada anak-anak dan remaja, diperlukan perhatian khusus untuk menanganinya.

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr.

Piprim Yanuarso mengatakan bahwa HIV pada anak bukanlah masalah baru.

Walau begitu hingga saat ini, masih ditemukan banyak anak yang terlambat terdeteksi HIV.

Menurutnya hal ini akan berpengaruh pada pengobatan penyakit tersebut.

“Sebetulnya ini merupakan permasalahan lama.

Kita banyak sekali menjumpai anak-anak yang terlambat terdeteksi, hal ini tentu saja mempengaruhi pengobatannya,” ungkap Piprim dalam konferensi pers virtual pada Jumat 2 Desember 2022.

Pimprim juga menjelaskan penyebab terjadinya keterlambatan deteksi HIV pada anak adalah bagaimana penyakit tersebut menyerang sang anak.

Tak sedikit masalah ini juga muncul dan ditularkan dari keluarga atau orang terdekat.

“HIV pada anak punyai kekhasan, ini merupakan jalur vertikal dari ibunya, dan yang saya jumpai biasanya ibunya ketularan dari bapaknya yang ada riwayat kecanduan narkoba suntik, kemudian bapak ibunya meninggal, anaknya diasuh sama eyangnya, ini tipikal HIV anak sangat-sangat memprihatinkan,” kata dokter Pimprim.

Selain itu, Piprim juga menyayangkan tentang terlambatnya deteksi HIV pada anak yang jika ditambah dengan kondisi lainnya akan mengganggu proses pengobatan.

“Belum lagi nanti terjadi malnutrisi, ketika kondisi ini terjadi dengan keterlambatan ini membuat respon terapinya juga tidak optimal, padahal HIV ini sudah bisa diterapi,” kata Piprim.

Di sisi lain, Ketua Satuan Tugas HIV IDAI, Endah Citraresmi dalam agenda yang sama juga menjelaskan tentang bahayanya keterlambatan deteksi HIV pada anak.

Menurut Endah, hal ini akan berdampak pada tumbuh kembang anak.

“Karena kita tahu bahwa fase terinfeksi anak itu banyak yang dimulai pada saat lahir ataupun pada saat hamil, sehingga jika tidak ditangani dengan baik, infeksi berulang terjadi, maka pasti akan mengganggu tumbuh kembang anak,” kata Endah.

Endah juga menyebutkan, walaupuna anak dengan HIV bisa alami risiko masalah pertumbuhan, dan juga sulit sembuh, namun anak dengan HIV masih memiliki harapan hidup baik.

“Sampai saat ini baik anak maupun dewasa (yang menderita HIV) tidak ada kata sembuh, tapi kita berikan obat untuk menekan replikasi virus, mensupresi virusnya, sehingga dia bisa terbebas dari berbagai infeksi, pertumbuhan dan perkembangannya baik, sehingga bisa bersekolah, kuliah, dan bahkan nanti bisa bekerja di kemudian hari,” kata Endah.